Sustainable Architecture Competition 2007
RUMAH TUMBUH MURAH TAHAN GEMPA
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Konsep
Kondisi real sekarang adalah mayoritas masyarakat korban gempa masih menempati tenda atau rumah transisi yang kebanyakan tinggal di daerah pinggir kota maupun desa, dimana kondisi keuangannya rata-rata menengah ke bawah. Jadi sungguh sulit membangun rumah pribadi pada kondisi seperti ini dengan usaha sendiri. Juga ketidak tau an mereka akan teknik bangunan tahan gempa juga menjadi probem tersendiri.
Poin-poin yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi diatas adalah:
- Kemudahan membangun sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan serta skill masyarakat.
- Mempertahankan budaya, teknologi desa dan material murah yang mudah didapat.
- Meminimalisi pemakaian material pabrikan/ industri
- Mengerakkan system gotong royong dalam membangun
- Menciptakan produk prefabrikasi skala desa.
- Adanya transfer ilmu dari yang lebih (tukang, mandor, arsitek, triner) kepada masyarakat awam.
Jadi konsep pembangunan rumah yang adalah “rumah tumbuh murah dan fungsional”
Desain
Desain yang akan diterapkan adalah:
- simple house, ruang tidur, dapur ,wc dan keluarga.
- penerapan rumah kampung yang sudah familiar sebagai acuan desain, serta untuk menjaga spirit of place dari desa tersebut.
- sedapat mungkin memaksimalkan penggunaan material bekas yang tersisa dari rumah yang hancur. Pondasi lama, batu bata, kayu-kayu struktur yang tidak patah, kusen pintu jendela.
- material local seperti bambu juga menjadi pilihan untuk dinding dan sloof.
- rancangan yang dibuat memungkinkan untuk dibangun bertahap, sesuai dana yang ada.
Work
Dalam tradisi jawa, semangat gotong royong dapat dimanfaatkan sebagi modal utama pembangunan. Ini menjadi salah satu keunggulan system yang sangat menguntungkan, dari segi sosial, budaya dan material masyarakat (menekan biaya).
Pembagian kelompok kerja masyarakat (workshop), dalam pembangunan rumah menjadikan proses kerja lebih mudah dan disesuaikan berdasaran kemapuan skill perindividu.
- Kelompok pembersihan lahan dari puing-puing.
- Kelompok pembuat pondasi.
- Kelompok perakit kuda-kuda.
- Kelompok pembuat dinding.
Dengan system kelompok tersebut, masyarakat dapat belajar (transfer ilmu) dari yang lebih pandai (tukang, mandor, arsitek, trainer) dan dikemudian dapat mengembangkan kemapuan nya menjadi tukang professional. Sehingga mereka memiliki skill untuk bekerja didunia konstuksi dan dapat membantu saudaranya yang masih tinggal ditenda untuk membangun bersama.
Proses
Pondasi
Pondasi dan lantai sedapat mungkin menggunakan yang lama (biasanya rolag), dengan catatan pondasi tersebut tidak patah. Kalau membuat rolag baru, bisa memanfaatkan bata bekas tembok. Lalu membuat pondasi setempat/titik untuk ditanam kolom kuda-kuda. Antar pondasi titik dihubungkan dengan rolag tadi, dan diatasnya dibuat sloof bamboo yang dipasak (agar biasa mencengkram semen) lalu diangkur dengan umpak, dan pondasi titik.
Kuda-Kuda Struktur
Struktur menggunakan kayu kelapa (gelugu), dengan design kuda-kuda yang simple dan tidak perlu pengerjaan dengan alat khusus. Yang terpenting adalah, antara kuda-kuda dan kolom harus menjadi satu kesatuan, tidak terlepas. Untuk menjadikan struktur menjadi satu kesatuan, kolom dan kuda-kuda digapit dan dibaut dengan baut 12mm di beberapa titik. Antar kuda-kuda dihubungkan dengan gording, dan diperkuat skur.
Sebenarnya, struktur kuda-kuda ini dapat diproduksi sebagai produk prefabrikasi skala desa. Karena belum ada hingga saat ini satu sentra industri skala desa penghasil struktur kuda-kuda knokdown yang dapat memenuhi kebutuhan korban gempa.
Alternative material kuda-kuda selain gelugu, dapat juga menggunakan bamboo petung. System kuda-kuda dalam design rumah ini, dibuat fleksibel mengikuti ketersediaan material disekitar desa.
Atap
Penggunaan atap fiber semen (tanpa asbes) lebih menguntungkan dibanding atap asbes biasa (mengganggu kesehatan), atau pun genteng yang banyak menggunakan usuk dan reng. Banyak masyarakat yang masih trauma akibat kejatuhan genteng ketika gempa. Tapi system struktur kuda-kuda juga dipersipakan untuk penggunaan atap genteng.
Dinding
Jika masih memiliki batu bata bekas, (setelah dikurangi pembuatan rolag) dapat dibuat dinding bata expose setinggi satu meter saja (optional). Karena dinding satu meter lebih aman ketika gempa terjadi. Lalu diatas dinding tersebut baru dibuat didinding bambu dilapisi kawat kasa (supaya mencengkram semen dan bambu) dan ditutupi semen, dari luar dan dalam secara bersamaan. (jika tidak bersamaan, dinding akan melengkung karena tidak seimbang beratnya.) Sehingga permukaan dindingnya rata seperti acian biasa, dengan tebal 7 cm.
Dapat juga dinding dibuat permodul sesuai kebutuhan, lalu dipasang ke kerangka dinding setelah semen kering. Pembuatan modul ini dapat dimanfaatkan sebagi industri dinding prefabrikasi skala desa, yang mudah dibuat dan menguntungkan. Jangan lupa juga modul diletakaan pada kerangka kayu 5/7, yang sekaligus mengkakukan antar struktur kuda-kuda.
Lubang-lubang sisa diatas dinding, digunakan sebagai ventilasi dengan bambu belah yang disusun vertical. Dan pada bagian-bagian yang lain dapat diisi dengan kaca.
Alternative dinding dari dapat juga dibuat dari
-sisa kaleng minuman soda (coca cola) yang disusun bertumpuk, dan disela-selanya disemen rapat.
- botol-botol bekas, yang seukuran disusun bolak-balik berlawanan arah.
-sisa-sisa kumpulan plat nomer kendaraan, ataupun seng bekas juga dapat disusun menarik menjadi dinding.
- kaleng oli bekas, yang dibelah dan dibuat menjadi plat lurus menjadi dinding yang unik jika di beri sentuhan art.
- dinding gedek yang dilapis kertas semen juga dapat buat menarik, ala rumah jepang.
note: First Place Winner for Sustainable Core House Design Competition.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar